Selasa, 27 Oktober 2009

BAB VII KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA

BAB VII

KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi mengenai kepemimpinan wirausaha ini diharapkan dapat Memahami Sifat-Sifat dan tipe-tipe kepemimpinan dan bagaimana implementasi sifat-sifat dan tipe-tipe tersebut dalam berwirausaha.

B. POKOK BAHASAN

1. Definisi Kepimpinan

Banyak definisi yang diberikan tentang kepemimpinan, antara lain:

George R. Terry, Leadership the activity of influencing people to strive willingly for group objectives.

Harold Koontz and Cyril O’Donnell state that leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka ada 3 variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:

1) Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.

2) Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan.

3) Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan.

4) Sifat-Sifat kepemimpinan

Ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para pemimpin (Andy Undap, 1983) yaitu:

1) Pendidikan umum yang luas,seseorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

2) Kematangan mental, seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.

3) Sifat ingin tahu, sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidik, inovatif dan kreatif.

4) Kemampuan analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk kemajuan bisnisnya.

5) Memiliki daya ingat yang kuat. Seorang wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan mengingat ini akan sangat membantu proses kepemimpinannya.

6) Integratif. Seorang wirausaha harus mempunyai kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integratif dalam rumahtangganya.

7) Keterampilan berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha untuk berkomunikasi dengan lingkungan bisnisnya.

8) Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik karyawannya dalam beberapa hal baik yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

9) Rasional dan objektif. Pemikiran dan keputusan yang diambil oleh wirausaha berlandaskan pada pemikiran sehat dan tidak emosional.

10) Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.

11) Ada naluri prioritas.

12) Pandai mengatur waktu.

13) Kesederhanaan.

14) Sifat keberanian.

15) Mau mendengar.

5) Tipe-Tipe Kepemimpinan

Beberapa tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (1983) adalah sebagai berikut:

1) Tipe kharismatik

Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energy, daya tarik luar biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.

2) Tipe Paternalistis dan Maternalistis

Tipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan pada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.

3) Tipe Militeristis

Tipe militeristis banyak menggunakan system pemerintah, system komando dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.

4) Tipe Otokratis

Tipe otokratis berdasrkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut

5) Tipe Laissez Faire

Tipe laissez faire ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh oleh bawahan. Pimpinan hanya merupakan symbol yang tidak memiliki keterampilan.

6) Tipe Populistis

Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.

7) Tipe Administratif

Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.

8) Tipe Demokratis

Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan

4) Kepemimpinan Dalam Wirausaha

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka dalam memajukan perusahaannya.

Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :

a. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai sasaran.
b. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi

Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan

1.Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
2.Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan

3.Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan

Tiga pendekatan utama kepemimpinan

1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)

2. Pendekatan keperilakuan ( behavioral approach)

3. Sebab-sebab munculnya pemimpin

Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
1.Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya

2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.

3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.

4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.

5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.

Orientasi Orang-Orang

Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut :

1. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan jika timbul.

2. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.

3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.

4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.

5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.

6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab

Pemimpin dan Manajer

Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wiraswastawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wiraswastawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktivitas yang identik. Kepemimpian adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan ( manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku.

Pendekatan-Pendekatan kepemimpinan

Pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa pemimpin yang baik adalah dilahirkan dan buakannya diciptakan. Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristik berikut :

1. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal.

2. Prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olah raga.

3. Kematangan dan stabilitas emosional

4. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapai prestasi yang berkesinambungan.

5. Ketrampilan untuk berprestasi secara sosial dan beradaptasi dengan berbagai kelompok

6. Keinginan untuk menggapai status posisi sosial ekonomi,

Penentuan Dalam Membuat Keputusan

Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
1. Kekuatan dalam diri wirausahawan

2. Kekuatan pada bawahan.

3. Kekuatan dalam situasi kepemimpinan.

Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wira­usaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dan tiga komponen, yaitu pengembangan pnibadi individu, efektivitas kerja sama tim dan perubahan organisasi. Namun tenlalu sering ketiga komponen mi tumbuh tidak seining. Sebagai contohnya, kita ambil mere­ka yang memilih untuk melakukan pengembangan pribadi. Tidak terhin­dankan lagi, cepat atau lambat, akan dijumpai bahwa mereka melihat se­suatu dengan cara yang berbeda dan tim tempat mereka bekerja dan dan onganisasi yang mereka layani. Apa yang terjadi?

Biasanya rekan sekerja sangat cepat untuk memadamkan pendekatan antusias mula-mula yang dimiliki oleh seorang individu dengan komen­tar: ‘Jangan pedulikan, mereka sudah berada di jalur yang benar—tapi jangan khawatir, meneka akan segera kembali normal’. Pendekatan indivi­dual yang kedua yang lebih jujur adalah mencoba untuk mengawali per­ubahan di dalam tim dan organisasi mereka. Sering kali setelah itu mere­ka merasa terisolasi. Pendekatan ketiga yang lebih menentukan adalah memiliki pendirian. Ini memberikan pembenaran bagi rekan-rekan yang lain untuk mengisolasi lebih jauh. Bergantung pada daya tahan dan ting­katan status mereka, pendekatan yang beragam mi dapat berjalan sampai dengan tingkatan tertentu, namun biasanya hanya untuk jangka pendek.

Kemudian pendekatan reflektif yang keempat ‘mengapa saya mem­buang-buang waktu saya di sini’ datang kepada mereka. Dan sini sese­orang akan jatuh kembali dalam rasa aman perilaku lama yang sudah dibuang atau mengambil kesempatan untuk pergi. Langkah mi mungkin berharga bagi orang tersebut, walaupun menyakitkan bagi organisasi. Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka benar-benar mengingin­kannya tapi karena mereka telah mencapai tingkat ketidakpuasan ten­hadap apa yang mereka lakukan. Dengan bekerja keras untuk mengem­bangkan potensi mereka, mereka ingin tetap melanjutkan bertumbuh, bukannya dihalangi oleh pemikiran sempit dan kekhawatiran akan rasa aman. Mereka ingin memiliki kemampuan untuk melayani dan dihargai, menjadi seperti kepada siapa mereka bekerja sekarang. Untuk alasan yang sama banyak hubungan gagal ketika salah satu berkembang dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu tetap seperti apa adanya. Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan untuk pertumbuhan dan peng­hargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya disebabkan oleh perilaku mereka.

Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubah­an yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausa­ha, tidak akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terli­hat hanya sebagai suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum: ‘lagi-lagi i, program perubahan yang lain’ yang disuarakan di sepanjang koridor dan e-mail.

Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orang­orang terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi. Beninvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kom­petisi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertthan­kan orang-orang unggul yang menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih masuk akal. Dan sudut pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan organisasi mapan telah mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang dikem­bangkan bersama, merasa tertahan baik oleh orang-orang dalam organisasi maupun oleh struktur organisasi itu sendiri.

Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem­bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikir­an menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat,

Tampak bahwa kewirausahaan melibatkan kemauan untuk bekerja bersama. Dua bab pada bagian ini terangkum dalam daftar (Pninsip dan Pelaksanaan) di atas yang dimaksudkan untuk membantu Anda belajar, menerapkan, mengajarkan dan menumbuhkan pninsip dan kegiatan yang akan mengembangkan atribut dan kepemimpinan wirausaha kepada selu­ruh organisasi

(Purposeful) - MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI: tujuan yang sesungguhnya

Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memu­tuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul tanpa kita sadari, ke­cuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainya­pun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmi­liki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan me­nuju arah yang salah. Sebagaimana Ella Wheeler Wilcox dengan tepat menggambarkan hal ini dalam puisinya ‘Nasib’ (Fate):

Suatu perahu menuju ke timur dan yang lain menuju ke barat,

Dengan tiupan angin yang sama

Cara memasang layarlah, bukan tiupan kencang angin

Yang membenitahukan kita arah yang dituju.

Sebagaimana angin laut, demikianlah jalannya nasib

Sebagaimana kita mengarungi hidup

Adalah jiwa kita yang menentukan tujuannya

Bukannya kelembutan atau kecamuk konflik

Beberapa tahun yang lalu saya diundang ke upacara minum teh tradi­sional di nuang pertemuan dewan PHP, suatu onganisasi yang didirikan oleh Konosuke Matsushita dengan suatu misi untuk meningkatkan ke­makmunan individu dan organisasi melalui pengembangan yang berke­lanjutan. Cangkir teh yang diberikan kepada saya berasal dan awal jaman Edo (1650). Sesudah upacana tensebut saya menerima sejumlah tulisan dan Matsushita berjudul Velvet Glove, Iron Fist (Sarung Tangan Beludru, Kepalan Tangan Besi), yang di dalamnya memuat cerita tentang Ikeda Mitsumasa, Pangenan Perang yang terkenal dan jaman Edo. Cenita tersebut berkaitan dengan untuk membangkitkan yang terbaik dan diri kita, rekan kita, tim kita, dan organisasi kita, kita harus sepenuhnya memiliki tujuan yang jclas. Untuk sepenuhnya memiliki tujuan yang jelas kita harus menemukan keseimbangan antara kekerasan dan kelembutan. Bica­ra tentang pengandaian, tangan Anda haruslah seperti kepalan besi (iron fist) dalam sarung tangan beludru (velvet glove).

Jika Anda selalu memuji orang lain untuk memperoleh yang terbaik dan mereka, meneka akan merasa puas diri dan tidak berkembang. Seba­liknya, jika Anda selalu mengkritik mereka karrna tidak mengerjakan pekerjaan seperti yang seharusnya, mereka jadi enggan melakukan pen­dekatan dengan ide-ide baru. Terdapat keseimbangan peran yang harus dilakukan. Para rekan Anda seharusnya paham bahwa dukungan Anda akan membantu mereka menjadi yang terbaik yang mereka mampu dan memberikan hasil yang baik pula. Namun mereka juga hanus waspada karena elemen kekerasan terletak di bawah permukaan. Tanpa memiliki kekerasan ini tidak mungkin Anda memiliki tujuan yang jelas. Tanpa dibungkus dengan kelembutan, kepemilikan Anda terhadap tujuan yang jelas itu akan kehilangan kekuatannya.

Suatu gabungan yang luar biasa antara kekerasan dan kelembutan membedakan pemimpin wirausaha yang terkenal seperti Jack Welch. Dalam suatu pertemuan dengan Jeff Immelt, sebelum dia ditunjuk seba­gai penerus pimpinan GE, dia mengilustrasikan hal berikut. Setelah sekian lama tidak berhasil memecahkan suatu permasalahan yang sulit, Jeff mengatakan bahwa dia merasa letih dan ingin tidur. Welch mem­bawanya ke sudut, melingkarkan tangannya, dan berkata: ‘Jeff, saya peng­gemarmu yang terbesar, tapi kamu sedang mengalami tahun terburuk diperusahaan ini. Saya menyayangi kamu, dan saya tahu kamu dapat me­lakukannya dengan lebih baik. Tapi saya akan mengeluarkan kamu jika kamu tidak bisa membereskannya.’ Sekitar empat tahun kemudian ketika dia memberikan tahtanya kepada Jeff Immelt sebagai penggantinya, Welch mengatakan: ‘Saya merasa senang sekali untuk pergi, dan saya akan merasa sangat ngeri jika saya memiliki keraguan terhadap Jeff.’

Welch percaya bahwa Anda harus bersikap keras untuk menjadi lembut. ‘Hanya perusahaan yang sukses mampu bensikap baik pada onang­orangnya, dan Anda tidak akan benhasil apabila Anda tidak keras,’ katanya. Welch menerapkan filosofinya di GE dengan cara yang didebat oleh beberapa orang dengan istilah brutal, sebagai contohnya, semua manajer haruslah memecat paling tidak 10 persen dan staf mereka setiap tahun. Fakta yang menunjukkan bahwa GE telah menjadi satu dari orga­nisasi winausaha yang paling berhasil dan konsisten, dengan dasan yang diletakkan oleh Edison sampai dengan dua dekade terakhir yang fenome­nal di bawah kepemimpinan wirausaha Jack Welch. Jelasnya, filosofi onganisasi yang diasah oleh berbagai pimpinannya bersifat kondusif untuk mengembangkan pemimpin winausaha. Jeff Immelt terpilih dan antara onganisasi karena seperti kata Welch, ‘dia adalah orang yang paling memi­liki tujuan jelas.’

Dua minggu setelah menerima tahta tersebut, Immelt mendapatkan ujian penuh bagi kepemilikannya akan tujuan yang jelas. Setelah peristiwa serangan tenonis yang biadab terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 yang mengagetkan selunuh dunia, harapan GE yang berkesinambungan akan kemakmuran terlihat suram. Pengumuman yang dibuat Lmmelt dengan suatu tujuan untuk mempertahankan pertum­buhan dua digit membangkitkan keyakinan yang mengerahkan seluruh pasar saham untuk mengambil sikap mental yang lebih positif.

Melesat ditengah Ketidakpastian

Memanfaatkan prinsip bertujuan jelas adalah dengan membentuk misi pnibadi, sejalan dengan mu adalah misi organisasi dan menetapkan tujuan dalam kerangka kerja misi-misi tensebut. Saya percaya lebih mudah untuk melakukan mi danipada tidak melakukannya. Pendapat saya berakar dari pertanyaan: ‘Mengapa kita bentoleransi tenhadap pimpinan yang buruk? Mengapa kita bertahan terhadap kecaman/knitik yang tidak adil, rekan yang menghalangi, kurangnya dukungan, janji yang tidak ditepati dan ketidakbijaksanaan? Jika kita lakukan, maka kita akan disalahkan atas pelanggaran ini pula. Jika seandainya tidak demikian, kita tidak akan siap untuk mengakomodir mereka. Saya juga percaya bahwa pada tingkatan mana kita mengakomodasi keburukan, sebanding dengan kekurangan kita untuk memiliki tujuan yang jelas. Demikian pula pada tingkatan mana kita meminta yang terbaik sebanding dengan seberapa kita memili­ki tujuan yang jelas. Menerima apa pun yang kurang berarti tidak meng­hargai baik apa yang kita lakukan maupun diri kita sendiri. Namun ter­lalu sering kita menerima begitu saja keburukan karena kita merasa lebih pasti dengannya.

Kita hidup di jaman ketidakpastian, di mana kita terus berupaya mencari rasa aman di tengah ketidakpastian. Kepemimpinan organisasi tradi­sional membutuhkan iklim kepastian. Kepemimpinan wirausaha maju dengan pesat di tengah ketidakpastian. Perbedaan utama adalah bahwa yang pentama akan mcncoba untuk menetapkan batasan, yang belakangan akan melihat jauh ke depan. Dalam menguji kepemilikan kita akan tujuan yang jelas, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab adalah pertanyaan-pertanyaan ini efektif dalam membawa kita untuk bercer­min dan meninjau ulang, karena awalnya mereka hanya membutuhkan jawaban sederhana ya atau tidak. Mampu menjawab ‘ya’ untuk setiap pen­tanyaan menunjukkan bahwa Anda memiliki tujuan yang jelas. Memiliki keinginan untuk menjawab ya lebih daripada ‘tidak’ menunjukkan bahwa dalam diri Anda terdapat aspirasi untuk memiliki tujuan yang jelas. Mengakui bahwa Anda lebih banyak menjawab ‘tidak’ daripada ‘ya’ sayangnya menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki kejelasan dalam tujuan yang sesungguhnya dalam hidup maupun bisnis Anda.

Memiliki Tujuan yang Jelas Dalam Tindakan

Hiroshi Okuda, pemimpin Toyota dan timnya menupakan contoh orga­nisasi yang mempenlihatkan pninsip memiliki tujuan yang jelas. Bagi mereka, tujuan meneka yang jelas adalah melayani dunia dengan mobil yang berkualitas tinggi dan nilai baik yang membutuhkan perawatan mi­nimal. Penciptaan nilai ekonomis Toyota tiada bandingnya dalam indus­tni mi. Onganisasi mi telah mempertahankan pangsa pasarnya selama dua puluh tahun, walaupun banyak upaya pesaing untuk mengikisnya, karena kemampuannya untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuh­an konsumennya. Salah satu faktor penentu kebenhasilan meneka adalah kembali ke hal-hal mendasar. Toyota secara terus menerus menyempur­nakan sistem baru berjalan yang ditemukan pertama kali oleh Henry Fond dengan maksud untuk menghilangkan pemborosan pada setiap titik di jalur perakitan, mengembangkan rantai penyediaan tepat waktu (just-in­time supply chains), dan menjaga biaya lebih rendah dan harga yang mau dibayar oleh konsumen.

Untuk memperluas keberadaan mereka secara global dan mempenta­hankan riset dan pengembangan, membayar dividen dan pengeluaran tahunan, mereka mempertahankan cadangan sebesar 20 miliar dolar. Analis benspekulasi bahwa dengan perang seperti ini perusahaan chest se­macam BMW dapat saja menjadi sasaran. Namun Toyota tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan jangkauan global mereka melalui akuisisi sepenti yang dilakukan oleh Ford tenhadap Volvo, Land Rover dan Mazda, dan sepenti yang dilakukan GM membeli Saab dan saham di Fiat Auto, Suzuki dan Isuzu. Transaksi tambahan dan pengambilalihan besar-besaran tidak menjadi tujuan yang sesungguhnya. Meneka lebih berkonsentrasi pada investasi di pnoduksi dan desain lokal. Bahkan lebih danipada pe­mikiran mi, sebagaimana dikatakan Mn. Okuda, ‘tujuan kami memiliki makna untuk menghapuskan cacat/kerusakan dan memastikan setiap Toyota dibuat dengan standar tinggi—ini menyelesaikan semua perma­salahan yang lain.’

Pemimpin yang memiliki tujuan jelas memiliki kemampuan sama de­ngan perusahaan yang melingkupinya. Welch memilih Immelt dan penusahaan yang memiliki kualitas Welch dan Immelt sccara berkelim­pahan. Mr. Okuda mengepalai perusahaan yang berbagi tujuan. Alexan­der Agung memimpin dan depan, namun dia dikelilingi oleh tim pe­ngawal elit yang telah dilatihnya. Dia telah memilih yang terbaik dan mencoba membangkitkan yang tenbaik dan mereka. Ketika Alexander meninggal, tim yang telah berkembang bersamanya mampu menjaga banyak kenajaan penerusnya berabad-abad lamanya. Ingatlah bahwa untuk memiliki tujuan yang jelas berarti berpendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan serta bersikap keras. Pemimpin wirausaha harus cukup memiliki kekerasan hati untuk mem­bangkitkan yang terbaik dan orang-orangnya sekalipun dia harus bersikap keras.

(Responsible) - TANGGUNG JAWAB: kehandalan yang sejati.

Geral Ronson meninggalkan bangku sekolah pada usia 15 tahun. Ia ber­kelimpahan satu kualifikasi yang sangat penting dalam membawa kesuk­sesan dalam hidup; keinginan kuat untuk mengejar gairah. Kita semua memilikinya namun kita tenggelam, bukan mengejarnya. Di tempatnya kita memperoleh kualifikasi yang berbeda, yang semuanya lebih sering berubah menjadi ketidakpuasan dalam kelimpahan; kebutuhan untuk mengejar pensiun. Merupakan sesuatu yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan pensiun, namun kita juga bertanggung jawab untuk me­ngejar gairah kita. Sesungguhnya, itulah tanggung jawab terbesar kita; jika kita tidak bisa bertanggung jawab terhadap din sendiri, bagaimana kita bisa bertanggung jawab terhadap orang lain? Kita mungkin memang tidak selalu bertanggung jawab untuk tanggung jawab yang dimiliki orang lain, namun kita selalu bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kega­galan kita. Dalam istilah bisnis mengejar gairah berarti memelihara ke­berhasilan kita sementara mengamankan pensiun kita melalui tawar­menawar. Ini hanya dapat terjadi karena kondisi yang kami percayai bahwa mengejar gairah adalah sesuatu tindakan yang tidak bertanggung jawab. Mengejar melibatkan bertanggung jawab walaupun dengan suatu paradigma fokus pada solusi, dan bukannya paradigma yang fokus pada menyalahkan orang lain. Terlalu sering dunia bisnis berfokus pada mene­mukan siapa yang harus disalahkan untuk suatu masalah. Inilah alasan mengapa terdapat keengganan untuk mengambil bagian atau mengambil suatu tanggung jawab. Ini dapat membahayakan pensiun.

Dalam mengejar gairahnya Gerald Ronson telah membangun Heron, perusahaan swasta yang terbesar dan paling menguntungkan di Inggris. Dengan melakukan penjualan eceran bahan bakar minyak secara revolu­sioner pada tahun 1970-an, Ronson menjadi penggagas pertama konsep tempat pengisian bahan bakar dan warung swalayan bertenda. Jika bukan karena dia, orang-orang tidak akan dapat memperoleh makanan ringan di larut malam, atau mengisi bahan bakar mobil jam dua pagi. Dia memiliki visi untuk menyadari bahwa orang-orang menginginkan kenyamanan pada saat mereka berbelanja. Dengan Heron sebagai pengecer (retailer) independen terbesar di Inggris dengan penghargaan terhadap pelatihan manajemen dan tugas untuk memberikan saran untuk pemasaran minyak bumi secara internasional, Ronson terus mengumpulkan keberuntungan yang lebih jauh dengan grup wirausaha propertinya, Heron International, perusahaan bangunan swasta yang ternama di Inggris. Pada tahun 1990 dia masuk penjara.

Gerald Ronson adalah satu di antara empat, termasuk pemimpin Guinness, Ernest Saunders, yang dipersalahkan berkolusi dalam operasi dukungan saham melanggar dihukum, untuk menjamin keberhasilan peng­ambilalihan Distillers oleh Guinness senilai 4 miliar dolar empat tahun sebelumnya. Dengan mengabaikan beda pendapat bahwa ia telah meng­alami pemeriksaan pengadilan yang tidak adil, Ronson dipenjara dan didenda sebesar 7 juta dolar. DTI (Departemen Perdagangan dan Industri Inggris) telah menetapkan untuk memberikan contoh mengenai apa yang mereka percayai sebagai konspirasi. Permohonannya untuk naik banding ditolak. Sesungguhnya salah satu dan pelaku konspirasi Jack Lyons telah dicopot kebangsawanannya, yang sebelumnya dianugerahkan untuk kerja kerasnya di bidang kemanusiaan dan bisnis. Tidak sampai sepuluh tahun kemudian Pengadilan Eropa untuk Hak Asasi Manusia di Strasbourg memutuskan bahwa Ronson telah mengalami pengadilan yang tidak adil.

Sebagai tahanan teladan dan bahkan dinamai ‘Sang Gubernur’ di an­tara sesama narapidana, Ronson dibebaskan enam bulan kemudian. Pada saat yang sama kemerosotan penuh pada awal tahun 1990-an telah me­nyebabkan Grup Heron terhuyung-huyung dalam ketidakmampuan membayar hutang sebesar 2 miliar dolar. DTJ dan para veteran pers menunggu setiap hari demi berita dan kantor pusat Heron di London. Tidak pernah muncul. Banker dan kreditur sungguh-sungguh lebih me­miliki keyakinan pada orang yang mengejar gairah yang meninggalkan bangku sekolahnya pada usia 15 tahun daripada para praktisi pengejar pensiun yang mengalami ancaman ketidakmampuan membayar hutang dalam jumlah amat besar. Kepercayaan mereka telah didukung oleh keter­bukaan Ronson mengenai masalah yang dihadapi oleh grup dan penilai­annya yang realistis tentang pembedahan yang diperlukan. Dia menyadari bahwa tanggungjawab utamanya adalah pada organisasi Heron dan kepa­da orang-orang yang telah membuat keberhasilan. Rencananya termasuk melepaskan hampir seluruh saham keluarganya di grup itu, dan mem­buang hampir semua stasiun swalayan yang dengan susah payah dikem­bangkannya.

Heron dapat bertahan hidup dan kemudian mengembangkan pemba­ngunan tempat-tempat belanja dan rekreasi bernilai miliaran dolar di selu­ruh Eropa. Dengan mengantisipasi permintaan baik stasiun pengisian bahan bakar swalayan maupun toko tenda di bagian depan bangunan, Ronson bergerak melawan trend belanja lewat Internet, dan percaya bahwa pusat belanja 24 jam yang dimotori oleh dunia hiburan itulah yang diinginkan konsumen. Sekali lagi dia terbukti benar. Prediksinya bahwa ketika tempat perbelanjaan standar yang kurang memberikan nilai tam­bah bergeser kepada belanja melalui Internet dan televisi, jaringan penge­cer (retail) dipaksa untuk memberikan nilai tambah atau malah akan mati jadi kenyataan. Telah terjadi pergeseran yang berlanjut di dunia retail ke aktivitas yang lebih fokus, gaya hidup dan hiburan.

Baru-baru saja Gerald Ronson memenangkan penghargaan UK Pro­perty Personality of the Year. Penghargaan mi ditentukan melalui voting yang dilakukan melalui polling telepon di industni pnoperti, dan orang yang berpengaruh di dunia internasional yang kembali memimpin Grup Heron tampil sebagai pemenang. Alasannya adalah karena orang-orang properti menghargai seorang pejuang yang bertahan hidup, pengembang wirausaha, seseorang yang mempertahankan loyalitas baik rekan sekerja maupun teman-teman dan tanggung jawab untuk melakukan apa yang harus dilakukannya. Sekanang mi Heron merupakan kekuatan utama properti internasional yang dikenal membangun suatu tim berdedikasi yang terdini dan orang-orang yang berpengalaman, penuh intuisi dan keahlian dalam mengembangkan dan mengelola propenti untuk memak­simalkan nilainya. Walaupun Heron telah memiliki sejumlah besar stasi­un pengisian bahan bakar swalayan, Ronson menyempatkan dirinya untuk mengunjungi satu per satu dan mereka secara rutin. Pendekatan manajemen, motivasi dan layanan yang diberikannya telah membuahkan Penghargaan Industry Training—secara kebetulan merupakan salah satu divisi dan DTI. Mempertahankan keyakinan dan loyalitas dan orang-orang Anda, teman-teman, kreditur dan kelompok Anda betapa pun dunia Anda telah berubah, merupakan suatu ukuran yang sebenarnya dan keberhasilan. Untuk menciptakan budaya di sekeliling Anda di mana setiap orang per­caya ‘jika memang hanus demikian, itu terserah saya’ membutuhkan gairah yang bahkan membuat keberuntungan datang menolong Anda. Sebaliknya Pemimpin Guinness, Ernest Saunders, terperangkap dalam sisi ‘siapa yang patut disalahkan’ dan pedang bermata dua dan akuntabilitas, ketika dewan direksi yang penakut mengabaikannya saat situasi menjadi tidak menguntungkan. Organisasi yang beroperasi di bawah kepemim­pinan menunjuk ke siapa yang bisa disalahkan tidak akan dapat mem­bangun lingkungan wirausaha yang akan meningkatkan akuntabilitas. Mengakui bahwa Anda salah membutuhkan keberanian, menyelesaikan segala sesuatunya menjadi baik dengan bertanggung jawab membutuhkan pengalaman. Pengalaman didapatkan dengan cara diizinkan untuk berbuat salah dengan catatan bahwa ada dukungan loyal di belakang Anda. Gairah dan tindakan yang bertanggung jawab dan Julius Caesar memba­ngun sebuah kekaisaran. Namun ketika waktu berganti seperti yang terja­di di dalam setiap siklus kehidupan, dia menyerahkan hidupnya demi akuntabilitas. Penyesalannya yang paling mendalam adalah ketidaksetiaan yang dirasakannya dan tangan orang yang paling dekat dengannya. Perumpamaan membunuh rekan dengan mempersalahkannya bukanlah jalan yang ditempuh dalam kepemirnpinan wirausaha.

Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan menjadi seperti apa perusahaan saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membu­tuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menu­pakan hal bernilai untuk dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kiner­ja yang teratur. Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang lain. Sebagian besar evalu­asi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada ‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada ‘seberapa balk yang telah Anda lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga memuji.

Mengakui bahwa Anda salah membutuhkan keberanian,

Menyelesaikan segala sesuatunya menjadi baik dengan

Bertanggung jawab membutuhkan pengalaman

Evaluasi prestasi kinerja formal yang sesungguhnya seharusnya dilaku­kan sekurang-kurangnya setiap tiga bulan, sementara pemberian pujian secara informal dan membangun keyakinan dilakukan pada setiap kesem­patan yang ada. Menciptakan suatu nilai tambah dan peluang adalah hakikat kewirausahaan. Jika kita tidak dapat mengambil kesempatan untuk mengembangkan orang lain, maka mereka juga tidak akan memi­liki loyalitas yang sama atau motivasi untuk bertanggungjawab mengejar peluang bagi organisasi mereka.

(Integrity) INTEGRITAS: nilai yang sejati

Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh menge­tahui apa yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: ‘Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mema­tuhi hukum yang berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi kor­ban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia mem­buat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan apa yang Anda ajarkan.

Sebagai seonang pemimpin, jika Anda mengajarkan sesuatu dan me­lakukan hal yang bertolak belakang untuk menyelamatkan diri Anda sendiri, Anda tidak akan pernah berhasil meyakinkan orang. Nixon dipak­sa keluar dari kantor Kepresidenan karena dia dituduh sebagai orang yang tidak memiliki integritas. Integritas adalah suatu kualitas yang membuat orang percaya pada Anda. Tanpa adanya kepercayaan, tidak akan ada suatu hubungan, dan sudah pasti tidak akan berjalan. Kemanusiaan yang asli adalah sebagaimana adanya, Anda mungkin tidak akan dapat hidup dengan memegang 100% prinsip ini sepanjang waktu. Namun demikian pemimpin wirausaha yang tidak cukup memilikinya tidak akan mampu untuk membangun iklim loyalitas yang sangat penting berbagi kesempatan ide inovatif. Sesungguhnya, saya percaya bahwa sekutu terbesar bagi organisasi wirausaha adalah dukungan yang loyal secara moral maupun finansial yang didapat dari reputasi integritas.

Menemukan Nilai yang Sejati

Ketika saya memfasilitasi pengembangan pernyataan misi dan visi inti ( core value ) untuk perusahaan satelit yang baru dibentuk dari suatu organisasi telekomunikasi yang besar, proposal dari kelompok kerja saya tidak mempedulikan nilai-nilai tradisional. “Ya, memang penting untuk mengenal tujuan kita” para anggota kelompok berpendapat, ’ namun untuk mendukung pencapaian tujuan dengan kata-kata kosong tanpa arti, dibandingkan dengan apa yang tampaknya dimiliki oleh setiap organisasi lain di industri ini, kita hanya membuang –buang waktu jika harus mencoba melakukan sesuatu yang membuat kita istimewa dari yang lain.

Bagian paling penting dari proses yang mereka jalani adalah mereka mampu menemukan apa yang menjadi nilai mereka yang sejati dengan suatu cara yang membuat mereka memiliki kemauan untuk menyampaikan baik kepada orang-orangnya maupun kepada konsumennya. Pertanyaan-pertanyaan pada berikut dibawah ini, dapat Anda jawab dengan jujur untuk menolong Anda menemukan nilai sesungguhnya.

Strategi haruslah berubah untuk menyesuaikan keadaan,

sedangkan nilai inti tidak dapat berubah sekalipun

keadaan berubah

(Nonconformity) - KETIDAKCOCOKAN: kreativitas yang sesungguhnya

Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal ketaatan mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang mudah cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang teguh pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan tanpa terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena dia adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut. Orang yang mengabaikan pen­dapat telah menghasilkan keberhasilan yang lebih kreatif Seseorang seperti itu adalah Jim Clark.

Walaupun sebagian besar dari kita memperoleh manfaat dari inovasi­nya, hanya sedikit orang yang pernah mendengar pemimpin wirausaha yang telah berperan penting dalam membangun tiga organisasi miliaran dolar yang terpi- sah satu sama lain mulai dari awalnya. Efek spesial pada film yang kita nikmati adalah hasil karyanya. Kita dapat secara universal mengakses internet karena dia. Kita memperoleh bantuan medis secara on line karena dia.

Setelah dikeluarkan dari sekolah, ia mengambil PhD di bidang ilmu komputer. Dipecat pada usia 38 tahun karena pembangkangan dari New York Institute of Technology, Clark melanjutkan mendirikan Silicon Graphics. Dibantu oleh lulusan Stanford yang tertarik pada teknologi kreatifnya, dan chip yang didesain untuk memproses gambar tiga dimensi real time, Silicon Graphics menjadi pemimpin tingkat dunia dalam hal teknologi komputer berkemampuan tinggi. Solusi dan produk visualisasi kompleks mereka secara dramatis mempengaruhi industri film, penerbangan, otomotif, ilmu pengetahuan, pertahanan, media, dan industri manufaktur.

Diusir dari dewan direksi perusahaan yang didirikannya, Clark kemudian memulai Netscape. Dia tidak menemukan Internet. Itu terjadi secara tidak langsung seperti Pentagon mencari jalan untuk mengirimkan informasi rahasia. Clark meyakini bahwa:

Mereka bagaikan orang-orang dari satu suku bangsa dengan sekumpulan tujuan umum dan dalam pengertian bahwa Anda dapat memiliki kejujuran dari setiap orang yang berkontribusi, Anda membuat mereka menjadi bagian dari proses. Anda menjadikan mereka sebagai pemegang ­saham. Anda membuat mereka menang ketika perusahaan menang. Ini barangkali melawan pendapat tradisional, namun ketidakcocokan (nonconformity) semacam ini penting bagi semangat wirausaha.

Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus membombardir individu, dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi kegenerasi. Seringkali kita mematikan ide-ide dan pemikiran brilian kita sendiri hanya karena mereka adalah milik kita. Mereka dibimbing oleh apa yang benar bagi mereka dan bukan apa yang benar bagi masyarakat. Nonkonformis yang sejati berpakaian dan berperilaku tidak peduli apakah konvensional atau tidak konvesional karena dengan cara itulah mereka merasa nyaman. Itu adalah cara mereka. Bukan untuk terkenal , berbeda atau diberi label penentang.

Tingkatan yang mempengaruhi kita secara eksternal ada pada proporsi langsung terhadap sikap konformis kita. Bersikap khawatir dan resah ter­hadap sesuatu yang tidak sugguh-sungguh dan sepele, bahkan sampai dengan mengenakan apa yang dipahami sebagai pakaian yang benar, mengemudikan mobil yang benar dan tinggal di tempat berlindung yang pantas, merupakan kepompong bagi kita dalam suatu budaya yang dipikirkan orang lain sebagai yang terbaik bagi kita. Meniru tanpa banyak tanya mereka yang mengikuti jalur yang membuat yakin merupakan satu-satunya jalan, telah mengabaikan individualitas kita. Ketika melakukannya kita melepaskan kemampuan kita untuk berinovasi dan kita sebaiknya menjadi peniru. Saya yakin bahwa nonkon- formitas atau konformitas diukur dari kreativitas atau kurangnya kreativitas kita. Makin tidak masuk akal ide kita, makin nonkonformitis diri kita. Dalam istilah nonkonformitis yang kreatif, Einstein; ‘Jika, pada awalnya, suatu ide tidaklah mustahil, maka tidak ada harapan untuk itu.

Setiap organisasi yang orang-orangnya takut untuk mengatakan

apa yang mereka yakini, berbuat kekeliruan, atau menjadi

sangat inovatif demi kepentingan perusahaan, hanya akan

sukses dalam membangun konformitis musiman/sementara

(Coureqeous) KEBERANIAN : kekuatan yang sejati

Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan kebe­ranian untuk menjadi diri Anda sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai yang terbaik, kekuatan Aiida yang sejati berkembang secara alami. Pada pekerjaan sebelumnya, saya beradu pendapat melawan analisis SWOT yang umum digunakan, sebagai gantinya saya memperke­nalkan analisis SOM. Analiss SWOT digunakan secara umum dalam organisasi umum dalam organisasi bisnis. Di dalamnya, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ditinjau ulang dan diperhatikan, sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan daripada apa yang dianggap sebagai kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih pada yang pertama daripada yang terakhir secara sungguh-sungguh, sekalipun salah pedoman, kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi perhatian.

Karena adanya kecenderungan ini, analisis SWOT lebih tepat disebut sebagai Tes yang hanya mencari kelemahan. Lebih banyak waktu dihabiskan dengan pegawai sales mengenai target penjualan yang tidak dicapainya dibanding dengan mereka yang berhasl memenuhinya dengan sukses. Cara paling efektif untuk mengembangkan dan pelang adalah dengan mengabaikan hal-hal lainnya. Dengan merapkan analisis Kekuatan, Peluang dan Manfaat, SOM akan memfokuskan perhatian Anda hanya pada elemen yang penting. Ingatlah, para atlit memastikan bahwa mereka berlatih hanya pada apa yang mereka dapat lakukan dengan baik. Dalam melakukannya, mereka mengingat apa yang bisa mereka lakukan, dan bukannya apa yang tidak bisa lakukan. Melakukan analisis SOM untuk maju daripada analisis SWOT untuk mundur memungkinkan Anda untuk menemukan di mana Anda memiliki kemampuan yang baik melakukan lebih dari itu ; dan menemukan di bagian mana Anda tidak dapat melakukan dengan baik sehingga Anda dapat berhenti melakukannya.

Tidak ada seorang pun yang menyukai ditemukannya

Kesalahan dalam apa yang mereka lakukan. Namun setiap

Orang memiliki kecenderungan untuk melakukannya terhadap

orang lain. Belajar mengenali kekuatan dan mengembangkan keberanian untuk

menggunakannya secara efektif sangatlah penting

(Intuitive) INTUITIF : keputusan yang sesungguhnya

Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan apa yang anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang akan Anda beli. Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya bahwa itu sama pentingnya dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri. Hidup ini akan menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat keputusan yang sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap untuk menjadi yang terbaik.

Intuisi adalah suatu keputusan yang kita semua miliki sejak lahir, seperti kemampuan untuk bernafas dan makan. Ketika kita mengenali bimbingan intuitif kita, keputusan kita selalu benar. Suatu hal yang mengejutkan bahwa banyak dari kita tidak bernafas ataupun makan dengan tetap.

Efektif Secara Mengejutkan

Walaupun keputusan sesungguhnya yang mula-mula adalah untuk mengambil sekolah hukum, karena dia percaya itulah yang diharapkannya dan dengan gelar Stanford secara logis benar; Carly Florina keluar dari sekolah hukum setelah beberapa bulan karena baginya itu tidak terasa benar dan tidak sepenuhnya benar. Bahkann tanpa pernah membayangkan karier di bidang bisnis karena besar di lingkungan akademik, Carly ber­gabung dengan perusahaan broker investasi di bidang real-estate, Marcus & Milichap sebagai resepsionis. Kantornya berseberangan dengan kantor pusat Hewlett Packard. Dia mempelajari dasar-dasar perdagangan selama satu tahun dan kemudian pergi ke Italia untuk mengajar bahasa Inggris. Dia kemudian memutuskan bahwa sekolah bisnis adalah yang paling tepat untuknya.”Memilih sekolah bisnis merupakan hal mengejutkan namun sepenuhnya tepat bagi saya,’katanya.”jangan biarkan pilihan-pilihan melumpuhkan Anda. Buatlah keputusan karena itu terdengar dan terasa benar, dan pilihlah apa yang akan terjadi.

Pembelajaran kembali untuk mempercayai intuisi kita mem-

butuhkan pengakuan bahwa bagi setiap pertanyaan yang kita

hadapi, tersedia jawaban di sana

(Patience) KESABARAN: hubungan yang sesungguhnya

Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu hasil yang diinginkannya dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu saja, mudah bersikap sabar terhadap sesuatu yang ihasilnya sudah ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Terdapat hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran dan kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian. Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai benar, pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya hingga sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam rasio Anda, terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang terlalu lambat untuk apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.

Satu Langkah Pada Setiap Waktu

Kesabaran merupakan kunci dasar, baik dalam membangun maupun mempertahankan hubungan. Ketidaksabaran merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan relasi konsumen.

Kita membangun keyakinan yang lebih besar ketika kita belajar

untuk bekerja dengan sabar dalam proses apa yang kita

kerjakan daripada bersikap tidak sabar menunggu hasil

dari usaha kita

(Listen) — MENDENGARKAN: pasar yang sesungguhnya

Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana keberhasilan suatu bisnis bergantung sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya. Pemasaran mengajarkan, jika kita mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan konsumen, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan strategi internal. Aneh,nya pemasaran sangat jarang digunakan untuk hal ini. Bukan berarti ‘siapakah konsumen kita’ , pemasaran telah menjadi sekadar alat pendukung penjualan dengan bertanya ‘bagaimana kita dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan telah beralihnya kita dari budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi lebih penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan dibanding masa-masa sebelumnya.

Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu. Area pertama berkaitan dengan siapa saja yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengerjakannya. Area kedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggung jawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega-koleganya. Area ketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga Anda mampu menyadari pada pasar riil semacam apa kita seharusnya lebih memfokuskan diri, bahkan bila hal itu bertentangan dengan para analis.

Memahami pasar Anda yang sesungguhnya dalam mendengar-

kan apa yang diinginkan akan tampak seperti sesuatu yang

sudah sewajarnya, namun sudah pasti bukan kegiatan

yang biasa dilakukan

(Enthusiasm) ANTUSIASME : komunikasi yang sesungguhnya

Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, na­mun pesimisme atau pandangan-pandangan negatif sering kali memung­kinkan untuk dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan, dari suatu impresi buruk yang terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik adalah untuk berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi di depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian keberhasilan.

Bagi individu yang optimistik, tidak masalah bila sesuatu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, mereka akan tetap mengambil kesempatan itu. Karena hidup adalah suatu kesempatan dan penawaran macam itu menjanjikan penguasaan, bukan penarikan diri daripadanya. Banyak orang memperpanjang situasi sulit dengan mengisinya dengan pemikiran­pemikiran pesimistik. Mereka secara tidak sengaja melakukannya hingga kondisinya menjadi begitu nyata sehingga ketiadaan hal itu menjadi tam­pak tidak alami/normal. Mereka percaya keadaan yang mereka alami nor­mal bagi mereka, bahwa penderitaan macam itu adalah bagian dan hidup mereka. Seorang yang optimis akan secara alami membantu mereka yang tenggelam dalam ketakutan atau kekecewaan. Seorang pesimis, kebalikan­nya, apabila menemui orang semacam mi akan semakin menenggelamkan mereka lebih dalam lagi ke dalam keputusasaan mereka.

Seorang pesimis hanyalah seorang yang tidak kondusif dalam berko­munikasi dengan orang lain. Namun demikian, banyak orang tampak le­bih memilih mereka daripada orang-orang yang terlalu antusias. Memiliki kecenderungan untuk memecahkan gelembung harapan orang lain kane­na sikap terlalu antusias mereka, hampir merupakan bentuk perlakuan yang kejam. Mengatakan sesuatu yang pernah suatu kali dikatakan kepa­da kita memiliki pengaruh yang sama kepada orang lain, sama seperti yang pernah kita alami. Antusiasme, sebagai contoh, yang dirasakan oleh karyawan baru ketika pertama kali bekerja seharusnya tidak dipadamkan. Sekalipun begitu setiap hari dilakukan di tak terhitung banyaknya kan­tor, dengan alasan mengajarkan realita.

Optimisme dan antusiasme berjalan seining. Keduanya saling mem­bantu. Tidak mungkin ada seorang yang pesimis sekaligus antusias. An­tusiasme satu orang akan berbeda dengan yang lain, namun kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan, dan keyakinan mereka menular kepada yang lain. Kita secara magis tertanik kepada orang yang memunculkan antusiasme yang alami. Kita harus bertanya pada din sendiri secara teratur seberapa antu­sias kita benpikir tentang apa yang kita kerjakan, karena itulah yang men­jadi dasar kita untuk mengkomunikasikannya kepada yang lain.

Dibandingkan dengan Billy Graham dengan kotbah sucinya, CEO dan Cisco System, John Chambers, secara antusias mengkomunikasikan visi dan strateginya dan orang-orang mengikutinya. Ketika saya pertama kali mendengan ia menyampaikan, saya langsung tertanik. Begitu banyak penghargaan yang menjelaskan keberhasilannya. Dalam hal kepemim­pinan, Chambers telah menerima julukan CEO of the year (Worth), Best Boss in America (20/20), Best Industry Leader (US Internet Council) dan Mr. Internet (Business Week), sebagian dan berbagai terbitan periodik yang terkenal. Lebih penting lagi, Cisco telah disebut sebagai perusahaan yang paling dinamis di Amerika Serikat (Forbes), ranking ke-3 tempat kerja ter­baik, dan ranking ke-3 perusahaan yang paling dipuja di Amerika Serikat (Fortune), perusahaan nomor 1 sebagai tempat kerja di Inggris (The Sunday Times), adalah beberapa di antaranya. Dalam lima tahun Cham­bers mengembangkan organisasinya dan keuntungan tahunan di bawah $2 miliar menjadi $20 miliar dan memenangkan penghargaan tambahan sebagai perusahaan di Amenika Serikat yang paling cepat meraih kapitali­sasi pasar sebesar $500 miliar.

Antusiasme orang-orang Cisco menempatkannya sebagai perusahaan nomor satu di Inggris. Cisco menerapkan kepemimpinan wirausaha de­ngan memberikan kepercayaan pada orang-orangnya dengan pola kerja yang sangat fleksibel dan gaya manajemen hands-off Seratus persen para stafnya dilaporkan selalu memiliki kesediaan untuk melakukan lebih banyak untuk memastikan pekerjaannya selesai. Sesungguhnya, keba­nyakan orang yang baru direkrut datang dan referensi pegawai saat ini karena begitu antusiasnya mereka terhadap perusahaan mereka. Baik visi maupun strategi telah dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada setiap tingkatan organisasi. Mengkomunikasikan pesan yang sesungguhnya baik kepada orang-orang dalam organisasi maupun kepada konsumen meru­pakan salah satu tantangan terbesar dan bisnis, namun sangat penting bagi fokus bersama. Ambisi Chambers terhadap Cisco System adalah untuk menumbuhkan Net pada tulang punggung semua komunikasi, mengubah cara orang bekerja, bermain, hidup dan belajar. Budaya yang dihargainya di Cisco menghadiahkan waktu bagi kon­sumen dan menyumbang sesuatu bagi keberhasilan mereka. Dia telah membuktikan bahwa hadiah semacam itu dapat dicapai dengan menam­bahkan gairah untuk melakukannya kepada semua orang di dalam orga­nisasi. Adalah hal yang kecil, bagi saya, yang mencerminkan hakikat budaya. Secara khusus saya selalu sangat peka terhadap perlakuan yang dibenikan oleh resepsionis terhadap konsumen sebagai cermin seperti apa budaya perusahaan tersebut. Resepsionis di Cisco demikian antusias ten­hadap pekerjaan mereka sehingga mereka datang lebih pagi danipada yang diperlukan untuk menyiapkan kopi menyambut tamu. Antusiasme, seper­ti juga pesimisme dalam organisasi sangat menular, digandakan dan diko­munikasikan seperti kobaran api liar. Sesungguhnya, benita buruk bahkan lebih cepat menyebar. Oleh karena itu sangatlah penting bahwa orang­orang yang duduk di belakang meja diperlakukan dengan cana yang sama dengan konsumen yang berdini di depan meja. Untuk mewujudkan hal ini secara efektif, diperlukan tindakan untuk melayani orang-orang Anda sebagaimana Anda melayani konsumen. Diperlukan juga kegiatan merekrut dan memiliki orang-orang yang akan disukai oleh konsumen Anda. Pada gilirannya, dibutuhkan juga bahwa baik orang-orang baru dan yang lama harus mencintai pekerjaan mereka. Jika tidak demikian, mereka menghalangi keberhasilan organisasi. Ketika orang-orang melakukan pekerjaan mereka hanya demi mendapatkan ‘pensiun’, meneka akan kekurangan antusiasme untuk menindaklanjuti visi dengan gairah.

Suatu hal mustahil bagi CEO Steve Ballmer dan Microsoft untuk menyembunyikan keinginan mendalamnya ketika bicara dengan orang­orangnya. Dia dikenal sening mengawali pnesentasinya dengan pernyataan mendalam betapa besar cintanya pada perusahaan. Banyak ketidakraguan yang di luar konteks yang membuat antusiasmenya tampak membi­ngungkan, namun faktanya adalah bahwa loyalitasnya terhadap orang­orangnya jelas terlihat. Dengan meluangkan waktu bersama Managing Director Microsoft Inggnis, Neil Holloway, saya melihat jelas level antusi­asmenya yang tinggi untuk dicatat. Neil mencintai apa yang dia lakukan sekaligus mengenali tanggung jawabnya yang besar terhadap peran dalam kaniernya dalam melayani baik orang-orangnya maupun konsumen. ‘Setiap peran yang menuntut tanggung jawab dapat dilaksanakan secara lebih efektif dengan antusiasme dibandingkan jika tidak,’ katanya pada saya. ‘Pesan Anda mungkin tidak selalu dimengerti pada awalnya, namun cara Anda mengatakannya, itu yang akan dimengerti.’ Orang-orang me­ngenali ketidaktulusan. Ketika Anda benar-benar mempercayai apa yang Anda lakukan, antusiasme Anda akan secana alamiah menandakannya.

Suatu hal mustahil untuk memaksa orang mengembangkan antusiasme karena mu datang dan dalam din sendini. Namun ketika onang metasa menjadi bagian dan sesuatu yang menggairahkan, secara ‘alamiah’ mereka menjadi antusias. Penting untuk melakukan apa yang Anda cintai dan jika Anda merasa tidak yakin akan hal itu, setidaknya belajarlah untuk men­cintai apa yang Anda kerjakan. Jika apa yang sekarang Anda kerjakan tidak menggairahkan bagi Anda, maka buatlah keputusan untuk mene­mukan alasannya, dan jika perlu menyesuaikan peran Anda, atau keluar dan lakukan sesuatu yang sungguh-sungguh menimbulkan antusiasme Anda.

Dengan demikian, satu-satunya pertanyaan untuk diajukan adalah:

apakah Anda membiarkan diri Anda memberikan yang terbaik dan ke­mampuan Anda? Ini sangat penting karena kita harus belajar untuk mela­yani din kita tenlebih dahulu. Jika tidak, bagaimana kita dapat belajar untuk melayani orang lain secana efektif? Ini bukan berarti mendahulukan kepentingan kita, melainkan menempatkan din kita dalam urutan awal. Tidaklah pada tempatnya untuk mengeluh tentang jalanan jika rumah Anda sendiri tidak pada tidak teratur.

Gairah dan pesimisme menyebar seperti kobaran api liar,

Komunikasikan dan gandakan secara tepat

(Service) — LAYANAN: tindakan yang sesungguhnya

Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap orang berpikir bahwa mreka mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan. Walaupun begitu, persepsi konsumenlah yang benar-benar harus diperhitungkan. Memahami persepsi konsumen terhadap Anda, produk Anda, layanan Anda, dan bisnis Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dan keberhasilan dalam menumbuhkan penjualan. Meskipun demikian, kecuali kita mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan, kita akan dapat memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki konsumen. Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima masukan tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang diperlukan. Lebih spesifik lagi, ini berarti :

· Melakukan apa yang Anda lakukan

· Melakukan jika Anda mengatakan Anda akan melakukannya

· Melakukan pada kesempatan pertama

· Menyelesaikan dengan tepat waktu

· Menempatkan diri Anda sesuai kebutuhan konsumen Anda

· Memperhatikan secara sungguh-sungguh konsumen Anda

Cara terbaik untuk menguji suatu layanan tentu saja dengan langsung menggunakannya. Saya mengunjungi banyak toko Carphone Warehouse dan merasa terkejut bahwa mereka memenuhi apa yang dijanjikannya. Saya katakan terkejut karena layanan di Inggris biasanya tidak pernah ada. Sayangnya, terlalu banyak banyak bisnis gagal menyampaikan apa yang mereka janjikan, di luar inisiatif yang murni untuk meningkatkan layanan konsumen. Dalam setiap bisnis wirausaha yang mengalami keberhasilan yang pernah saya temukan atau bekerja sama dengan, kriteria yang mendasar tetap sama. Pikirkan layanan, lakukan layanan dan tindaklanjuti layanan untuk menghasilkan hadiah. Ya, produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, namun juga layanan supaya keberhasilan itu dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan sebanyak melalui kesempatan/peluang.

Keberhasilan dalam layanan wirausaha dilahirkan dari komitmen

pribadi terhadap perbaikan, penyelarasan terhadap misi yang me-

miliki makna, antusiasme, inovasi dan suatu gairah untuk men-

bawakan yang terbaik bagi konsumen mereka

C. KESIMPULAN

Ada 3 variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:

1) Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.

2) Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan.

3) Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan.

Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wiraswastawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wiraswastawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktivitas yang identik. Kepemimpian adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan ( manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku.

Pendekatan-Pendekatan kepemimpinan

Pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa pemimpin yang baik adalah dilahirkan dan buakannya diciptakan. Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristik berikut :

1. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal.

2. Prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olah raga.

3. Kematangan dan stabilitas emosional

4. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapai prestasi yang berkesinambungan.

5. Ketrampilan untuk berprestasi secara sosial dan beradaptasi dengan berbagai kelompok

6. Keinginan untuk menggapai status posisi sosial ekonomi.

D. CONTOH KASUS

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan siapapun yang memainkan peran kekuasaan saat ini, melainkan sebagai sarana mawas diri guna perbaikan perilaku kepemimpinan nasional agar mampu membawa bangsa Indonesia kejaman baru yang penuh persaingan. Di bawah ini fenomena yang dapat ditangkap, dirasakan, dilihat dan didengar :

1. Terjadi degradasi perilaku kepemimpinan nasional, yang ditandai dengan maraknya ; saling hujat, saling fitnah, provokasi, agitasi para pengikutnya, pengingkaran kebenaran, saling jegal, menjadi pengadu domba, menjadikan massa pengikutnya setia sampai mati tanpa peduli kebenaran, keadilan dan budaya, pokoknya membalas lawan tanpa etika, menjadi pemimpin kharismatik yang memiliki pengikut fanatik.

2. Para pemimpin sebagian besar tidak mencegah pengikutnya melakukan pelanggaran : konstitusi, norma agama, adat, sosial dan etika profesi. Bahkan norma dan tata pergaulan dunia/keprotokolan diterjang tanpa malu.

3. Tidak peka ( sensitive ) terhadap aspirasi masyarakat, bahwa rakyat memerlukan ketenteraman, kenyamanan dan keadilan bukan wacana politik yang terus meruncing.

4. Tidak melakukan pendidikan politik bagi para pengikutnya, dibuktikan dengan pemahaman yang sempit terhadap keputusan politik seperti ; memorandum, penyelesaian GAM, OPM dll.

5. Setelah duduk diberbagai jabatan negara ternyata masih memposisikan diri sebagai utusan golongan, parpol dan kelompoknya, sehingga kepekaan rasa nasionalisme-nya tipis. Bahkan cenderung primodial, etnosentris dan tidak berusaha menjadi politikus maupun negarawan multicultural atau kosmopolitan.

6. Paradigma dan mind-set yang kolusif, nepotis dan koruptif semakin menjadi. Konon melebihi tindak penyimpangan di jaman ORBA yang dikecam dan dijadikan agenda reformasi untuk diberantas,

7. Keteladanan berperilaku ; ucapan, pernyataan, diplomasi dan penyelesaian masalah mendasar yang dihadapi bangsa kurang. Sense-of crisis hampir-hampir punah karena dominasi kepentingan ( interest ) pribadi, kelompok, partai dan golongan, bisnis dan rasis.

8. Tidak dapat membedakan tindakan tegas terhadap pelanggaran kedaulatan negara dengan tindakan pelanggaran HAM, adanya pro dan kontra penindakan terhadap pemberontak dan kaum separatis. Para pemimpin yang bertanggung jawab seolah tak perduli, tapi justru mengomentari bidang tugas pemimpin lain yang tak ada sangkut paut dengan kepemimpinannya.

9. Para pemimpin partai-partai, orsospol, LSM dan OKP, membungkus aktifitas politik dengan nuansa keagamaan yang cenderung memicu pertikaian antar etnik, antar sesama warga masyarakat, bahkan sesama penganut agama namun berbeda aliran politik. Dengan demikian rakyat awam sulit membedakan dengan akal rasionya mana kegiatan agama atau politik.

10. Keberagaman tingkat pendidikan formal, jurusan / profesionalisme dan legalisasi kerancuan profesionalitas dalam kepemimpinan negara ditingkat atas / Kabinet dengan mendudukkan menteri yang tak sesuai dengan bidang keahlian dan keprofesionalan. Ingat konstitusi mengharuskan berdirinya Kabinet Ahli bukan koalisi, aliansi ataupun pelangi, indikator kualitas perilaku kepemimpinandiatas membawa bangsa dan negara dalam krisis kepercayaan dan perangkap dunia ( global trap ) yang sangat parah, konon mendudukkan Indonesia diperingkat 130-an kualitas SDM di dunia.

E. SOAL-SOAL

I. Pilihlah jawaban yang paling benar!

1.tipe kepemimpinan yang merupakan kekuatan energy, daya tarik luar biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.adalah….

a.tipe kharismatik c.tipe maternalistis

b.tipe Otokratis d.tipe militeristis

2. tipe pemimpin yang kurang memberikan pada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan. Adalah…

a.tipe kharismatik c.tipe maternalistis

b.tipe Otokratis d.tipe militeristis

3. tipe pemimpin yang banyak menggunakan system pemerintah, system komando dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.

a.tipe kharismatik c.tipe maternalistis

b.tipe Otokratis d.tipe militeristis

4.tipe kepemimpinan berdasrkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja.

a.tipe kharismatik c.tipe maternalistis

b.tipe Otokratis d.tipe militeristis

5. tipe pemimpin yang membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh oleh bawahan

a.tipe Laissez Faire c.tipe maternalistis

b.tipe Otokratis d.tipe militeristis

II. Soal Benar atau Salah

1.

B - S

Kepemimpian adalah bagian dari manajemen

2.

B - S

Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage).

3.

B - S

Tipe otokratif ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.

4.

B - S

Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya.

5.

B - S

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu.

III. Jodohkanlah pernyataan di kolom sebelah kiri dengan kolom sebelah kanan!

1. Pemimpin kharismatik.

a. merupakan kekuatan energy, daya tarik luar biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.

2. Pemimpin tipe administrative.

b. ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh oleh bawahan. Pimpinan hanya merupakan symbol yang tidak memiliki keterampilan.

3. Tipe laissez faire.

c.pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.

4. Tipe militeristis.

d. berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan

5. Tipe kepemimpinan. demokratis

e. banyak menggunakan system pemerintah, system komando dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.

IV. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1.apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

2.jelaskan dua sifat kepemimpinan!

3.apa yang dimaksud dengan kepemimpinan berwirausaha?

4. sebutkan tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan

5. Tiga pendekatan utama kepemimpinan

KUNCI JAWABAN

Soal pilihan ganda

1. A

2. B

3. C

4. D

5. A

Soal Benar – Salah

1. B

2. B

3. S

4. B

5. B

Soal Menjodohkan

1. A

2. C

3. B

4. E

5. D

Soal essay:

1. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu.

2. Pendidikan umum yang luas,seseorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

Kematangan mental, seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.

3. Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka dalam memajukan perusahaannya.

4. 1.Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
2.Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan

3.Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan

5. 1.Pendekatan sifat-sifat (traits approach)

2. Pendekatan keperilakuan ( behavioral approach)

3. Sebab-sebab munculnya pemimpin

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alma, B. (2005). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.

Alma, B. (2001). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.

Widodo, N. (2009). Kepempinan dalam kewirausahaan. [Online]. Tersedia: http://one.indoskripsi.com/node/1291. [7 Agustus 2009]

________. (2009). Kepempinan. http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com /2009/04/ kepemimpinan-tugas-sifat-dan-syarat.html [7 Agustus 2009]

_______. (2009). Kepemimpinan dalam kewirausahaan. [Online]. Tersedia: elqorni.wordpress.com/.../prinsip-sejati-kepemimpinan-kewirausahaan/ - [8 Agustus 2009].

2 komentar:

  1. terima kasih ats ilmunya
    sangat membantu

    BalasHapus
  2. mas saya mau tanya referensi tentang seorang pemimpin juga bisa disebut wirausahaan itu apa ya?

    BalasHapus